Warta Kota/Henry Lopulalan
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan awak media menanggapi soal pemberian mandat kepada Gubenur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), di kantornya, Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2014). Warta Kota/Henry Lopulalan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana pemurnian agama yang dilontarkan
Partai Gerindra mendapat penolakan salah satu kadernya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta ini menilai hal tersebut tak mungkin, karena Indonesia bukan negara agama.
"Tak ada negara yang bisa memurnikan agama. Sesama Islam saja, Sunni-Syiah bisa tabrakan. Kristen dan Katolik, Advent tabrakan kok. Bagaimana bisa ada negara memurnikan agama. Kalau gue Protestan, berarti yang Advent ikut gue," ujar Ahok seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Jakarta, Kamis (19/6/2014).
Mantan Bupati Belitung Timur ini menduga, pihak yang berniat melakukan pemurnian agama di Indonesia telah terpengaruh pola pikir, dan kultur agama di Timur Tengah. Sementara kultur agama di Indonesia berbeda. Di Indonesia tidak pernah ada agama yang disebarkan melalui proses penaklukan.
"Makanya, di UUD 1945 dan Pancasila tidak ada istilah memurnikan agama. Kalau ada, berarti itu negara agama. Kalau istilah mayoritas melindungi minoritas, itu berarti dari Timur Tengah karena di sana ada penaklukan agama. Kalau di Indonesia, tidak ada penaklukan agama," terang Ahok.
Sumber : http://m.tribunnews.com/